Dulu, saat saya kecil, saya mengalami kesulitan bicara dan masalah makan yang membuat saya berbeda dari anak-anak lain. Gangguan bicara saya perlahan bisa saya atasi, tetapi gangguan makan, khususnya phobia terhadap makanan tertentu (ryziphobia), masih menjadi tantangan besar bagi saya.
Namun, selama proses ini, saya menjadi sasaran bullying dari teman-teman sebayaku. Mereka mengejek saya karena cara berbicara yang berbeda dan bahkan menghina saya saat saya menolak makanan tertentu. Setiap hari rasanya semakin berat, tetapi saya berusaha bertahan.
Saya tahu, meskipun saya tidak bisa langsung mengubah keadaan, saya terus berjuang untuk sembuh. Perlahan, saya mulai menemukan dukungan, baik dari keluarga maupun orang-orang yang peduli. Mereka mengingatkan saya bahwa setiap orang punya tantangan, dan itu tidak membuat saya kurang berharga. Walaupun prosesnya panjang, saya tidak pernah menyerah.
Kini, meski perjalanan saya belum selesai, saya tahu bahwa saya sudah lebih kuat dari sebelumnya. Saya belajar menerima diri sendiri, dengan segala kekurangan dan kelebihan, dan terus berusaha menjadi versi terbaik dari diri saya.
halo, izinin aku cerita ya. aku harap kalian mau melihat ceritaku ini :)
aku dari kecil jarang sekali di dengar, aku sering memendam semuanya sendiri dan tidak pernah mengungkap kan pada siapa pun. aku lelah banget rasanya hidup di dunia ini, ntah aku yang tidak beruntung atau gimana. aku pernah dibully karena kulit ku yang berjerawat hehe, kata mereka orang jerawatan itu ga sempurna dan aku sempet sakit hati denger nya. selain itu, aku sering banget punya masalah keluarga. aku sempet hampir stress banget saat itu, orang tua ku bertengkar sangat keras di depan ku. aku di caci maki, aku ga pernah di apresiasi, aku di tekan sana sini, aku selalu dikata ' malas ' . aku berusaha menjadi apa yang mereka mau, aku berusaha menuruti mereka. tapi nyatanya, mereka tidak pernah support aku. aku selalu di banding bandingkan juga, intinya aku sebenernya ga sanggup nyimpen ini sendirian. tapi mau bagaimanaa lagi?
takut, itu yang selalu ada didalam diriku. dari aku tk aku selalu bully hingga aku smp. parahnya lagi aku merasa tak ada tempat yang aman, karena kejadian itu berlangsung di dua tempat berbeda dan orang orang berbeda. aku dari kecil tinggal di kepulauan riau, disana aku selalu diganggu siswa lain di tk ku. pulang sekolah ku selalu diiringi dengan tangisan, saat aku bercerita tentang itu orang tuaku hanya bilang "wajar kan masi kecil" dimana yang mereka maksud wajar itu? apakah menendang perut orang lain itu wajar? apakah membuang tas orang lain itu wajar? apakah menggunting rambut orang itu wajar?. kemudian 2016 aku pindah ke medan, disana awalnya aku tinggal di rumah biasa, hidupku tenang dengan teman baik, dan 2017 aku pindah lagi ke sebuah komplek. huft.. rasaku lelah, aku bertemu orang dengan sikap yang sama seperti mereka di kepulauan riau. aku ditendang anak laki laki, hingga jatuh membungkuk, aku di kucilkan, aku di sabat dengan sarung saat aku pulang dari masjid. aku pernah meledak saat mereka melakukan itu "kalian mau aku mati kan?! biar aku bunuh diri aja!!!", tapi tak berubah, mereka malah mengejek ku karena bertingkah seperti itu, padahal usiaku masih 11 tahun saat itu. hingga akhirnya orang tuaku tak mengizinkan ku untuk keluar rumah. kerjadian itu terus berulang, tak tahu berapa banyak tendangan, pukulan, tangisan, riuhan, ketakutan. dan seiring isolasi mandiri covid 19 kejadian itu berkurang, dan berakhir, namun takut, sedih, trauma, cemas, marah, itu semua masih menghantui diriku hingga sekarang, aku jadi penakut, tak berani bertemu orang baru, canggung, mudah merasa sedih. sekian cerita masa kecilku itu, aku harap kalian yang sama sepertiku atau lebih, bisa sembuh bersama sama ya..
aku sangat berterima kasih karena kalian membaca ini, semoga detik berikutnya kita diberi suka cita oleh Allah, terimakasih..
Haii teman-teman! Iya, disini aku mau cerita tentang masa kelam ku pada tahun 2023, mental aku kena, aku di bully di sekolah, sampai buat datang ke sekolah aja rasanya seperti datang ke neraka. Aku sampai nggak berani menginjakkan kaki ku di gerbang sekolah, dan lebih parahnya lagi, aku pernah menghabiskan waktu ku dengan tidur di kasur sambil menatap atap, dan bertanya-tanya "Kenapa harus aku? Aku ingin bahagia seperti teman seusia ku".
Ibu dan Ayah juga bingung pada saat itu harus apa, mereka lelah, sepertinya. Karena aku nggak masuk sekolah 2 minggu berturut-turut. Karena takut sekali jika bertemu mereka, dan aku di bully lagi, sampai akhirnya aku pindah sekolah.
Dan disitu aku juga masih takut, karena trauma itu ada, di sekolah baru saja aku menjadi pendiam, takut akan pertemanan dan menjadi orang yang nggak enakan, rasanya bener-bener nggak enak banget, aku pengen mengutarakan perasaanku kalau aku 'nggak suka', tapi nggak bisa juga, karena aku takut jika aku bilang 'nggak' mereka akan membully ku.
Dan sekarang aku sudah berdamai dengan semuanya, aku sudah bisa bersosialisasi mulai perlahan walau ada rasa takut. Tapi walau aku sudah berdamai, aku masih ingat wajah-wajah pelaku itu. Aku tidak dendam sungguh.
Untuk teman-teman, jangan pernah untuk membully seseorang, karena kena mental karena pembullyan itu sakitnya nggak main-main, walau sudah berdamai rasa trauma dan takut itu masih menghantui!
Untuk kalian yang menjadi korban, semangat, hug jauh🫂
haii,, akuu khaii aku mau cerita sedikit tentang "aku”. aku anak yang introvert, takut keramaian, selalu suka sendirian, aku merasa aku lebih tenang di saat aku sendirian. faktor aku suka sendirian karena, aku merasakan yang namanya bullying, jujur sakit bangetttt, aku gatau kenapa tapi aku selalu di jauhin teman teman ku di kelas, mereka selalu membicarakann aku di kelas, terkadang mereka datang ke aku hanya untuk marah marah, dan merasa mereka orang paling benar 🤷🏻♀️🤷🏻♀️. mereka selalu merasa aku menyaingi mereka, padahal ada niat itu pun tidak. . . . aku selalu sakit hati atas sikap mereka ke aku, mereka selalu menganggap remeh aku, mereka selalu menyindir aku di sosial media, atau pun di real life, gatau kenapa mungkin aku bernapas saja salah di mata mereka 🤷🏻♀️🤷🏻♀️. sebenarnya sakit sekali berada di posisi aku sekarang, terlebih aku anak yang tidak punya peran ayah di hidup ku, berat rasanya karena aku bukan anak yang bisa cerita apapun ke orang", menjalankan hidup dengan banyaknya cacimakian berat bangett. aku bingung setiap aku ada masalah, aku harus cerita sama siapa, aku hanya bisa menangis, menangis, dan menangis. menangis sekarang menjadi makanan sehari hari ku. but setelah aku di jauhin sma mereka aku jadi tau ternyata mereka bukan teman yang baik untuk aku, it"s okayy, gapapa klau orang tidak suka sama aku karena ga semua org harus suka sama aku, aku sekarang merasa lebih kuat 🤏🏻🤏🏻, karena aku ngerasain itu dari bulan september hingga sekarang bulan maret, mungkin bagi orang lain itu sebentar ya, untuk aku, itu waktu yang lama karena harus bangkit kembali sendirian tanpa ada dukungan, mungkin banyak yang lagi merasakan susahnya bercerita kepada orang lain seperti aku, merasakan banyak nya masalah tapi bingung harus cerita ke siapa, semangat yaa untuk yang sedang merasakan, kita sama, kita kuat, kita bisa.
proud of me and proud of u teman teman yang merasakan hal yang smaa🫂🫂🫂🫂🫂🫂
anw ga sabar banget nonton Rumah Untuk Alie ini :((, karena pasti banyak orang yang pernah merasakan rasanya di "bullying”.🫂🫂🫂🫶🏻🫶🏻
Aku orangnya introvert, dari kecil merasakan betapa kerasnya dunia untuk dijalani ternyata dunia waktu kecil masih sangat sulit untuk dipahami tetapi disaat aku dewasa dunia ini lebih sulit untuk menghadapinya. Waktu kecil udah pernah merasakan bullying, bukan kekerasan melainkan jenis bullying yang dilakukan melalui omongan orang lain. Hingga saat ini saya masih mendengar kata kata itu, sangat sulit untuk mencari orang yang tepat menjadi tempat berpulang dan bercerita. Capek menjadi kan diri sendiri itu tempat berpulang kita, menangis tanpa suara di tiap malam selalu ada. Mungkin tuhan punya satu rencana yang indah untuk aku menemukan kebahagiaan ku. Cerita singkat ini udah buat aku sedikit lega karena bisa menceritakan ini semua walaupun tidak semuanya yang terluapkan dalam cerita singat ini. Semoga kebahagiaan bisa datang padaku, serta mempunyai orang yang tempat untuk menjadi tempat pulangku. Aku juga berharap Luka ini bisa hilang dari ingatan meskipun perbuatan mereka semua ga bakal aku bisa melupakan apalagi kata-kata mereka tentang fisik seseorang. Aku juga ga berharap kayak gini tapi ini ciptaan tuhan yang harus disyukuri untuk selamanya. That's the only short story that can be conveyed, I hope we can all recover from any wounds and trauma that is related to bullying. See you💐😍😘
Hi, aku **** atau yang sering di kenal sebagai Nayesa. Aku ingin bercerita...
Aku lelah, aku lelah di kehidupan ku yang sekarang, aku ingin kembali ke masa kecil ku. Ke masa dimana aku mengira bahwa dunia itu menyenangkan tidak ada yang namanya air mata, tidak ada yang namanya kekerasan, dan tidak ada yang namanya kekangan. Yang aku butuhkan sekarang itu hanya sebuah, dan jika bisa aku ingin berteriak kepada dunia bahwa.... Aku lelah, aku tidak sanggup lagi untuk mencapai mimpi ku yang begitu sulit, di usia ku yang baru menginjak 13 tahun. Aku selalu memaksakan diriku sendiri bahwasanya. 'Aku bisa, aku tidak membutuhkan seseorang pun di dalam kehidupan ku' Nyatanya, itu mustahil.
Tuhan, rupanya cara mu mendewasakanku begitu sulit. Namun, engkau jugalah yang menyadarkan ku, bahwa di setiap permasalahan itu akan selalu ada jalan keluar nya.
Takdir, bukannya aku mengeluh. Hanya saja...Boleh kah aku meminta? Aku ingin meminta kebahagiaan yang abadi walaupun hanya dalam satu hari.
Manusia di mataku. Manusia itu tidak ada yang jahat semuanya sama, aku ingin merubah diriku. Agar aku dapat lebih mengerti kondisi manusia yang berada di sekitar lingkungan ku. Tidak harus orang lain yang mengerti diriku, seharusnya itu aku, aku yang mengertikan keadaan mereka. Mungkin ada juga yang melakukan kejahatan hanya karena ia nya sendiri terluka, baik dalam keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Aku tidak melihat seseorang dari tampilannya maupun wajahnya, yang aku lihat itu dari hatinya. Hati yang baik namun tertutup oleh luka yang selama ini mereka pendam.
Aku harap di masa depan nanti, aku dapat membuat orang-orang di sekitar ku bahagia. Karena, aku bahagia jika melihat orang lain bahagia.
Terimakasih takdir, atas kebahagiaan yang engkau taruh di sela-sela sakit ku.
Aku beruntung menjadi diriku sendiri.
Halloo semuaa!! aku mau cerita tentang masa kecilku yang bisa dibilang agak suram mungkin🤷🏻
Saat umur aku 7 tahun dan aku masih kelas 1 SD, aku tinggal dengan ayah, ibu, dan Abang. Dulu ibu ku kerja di sebuah mall yang cukup jauh dari siang sampai jam 11 malam, dan ayah ku ojol, iya seorang ayah yang keras. Setiap hari ayah aku mengantarkan ibu untuk bekerja. Saat ayah mengantar ibu dan aku sudah pulang sekolah, itulah waktu ku bermain. Karena setelah ayah ku pulang, dia akan menyuruh ku untuk tidur siang.
Pada suatu hari saat aku sedang bermain dirumah saudara, nenek nya menawari aku dan saudara ku makan bersama. Aku sempat menolak karena di rumah ada makanan yg sudah ibuku siapkan sebelum berangkat kerja. Tapi aku tidak enak karena terus di tawarkan, dengan terpaksa aku makan makanan yang disiapkan neneknya, kita makan di kamar saudara ku.
Saat aku sedang makan tiba-tiba ayah ku datang dan masuk kedalam kamar, dan dia melihat ku makan. Tanpa mengatakan apapun ia langsung berbalik badan untuk meninggalkanku. Aku mengejar ayah ku yang hampir keluar dari rumah itu, dan aku berkata "yah aku abisin makanan nya dulu ya?"
"Yaudah, jangan pulang sekalian" saur ayah ku.
Aku tahu, pasti dia marah.
Jadi aku langsung menyusul ayah ku yang sudah sampai di rumah. Saat aku sampai di rumah, ayah ku melempar piring yang berisi makanan yang dibuat ibuku. Ayah ku menghampiri ku dan mencengkram kedua pundakku dengan keras. Aku menangis ketakutan. Entahlah apa yang dibilang ayah ku karena aku lupa, yang pasti ia berkata kasar. Yang aku ingat ayah ku bilang "...(menyebut nama abangku) KELUARIN BAJU DEDE SEMUANYA!!" katanya ke Abang ku. Dan ia langsung mengeluarkan semua baju ku dari lemari.
Ya, ayah ku berniat mengusirku.
Tetapi setelah itu aku dan ayah ku baikan dann.... Baju ku yang sudah dikeluarkan, aku yang membereskannya
Memang ini hal yang sepele, entah mengapa membuat ayah ku marah.
Dan masih banyak hal sepele lainnya yang berujung seperti itu..
"Sono lo masuk kamar! Awas aja kalo sampe bapak lo liat lo nangis, gw hajar lu!"
"Makan lelet banget!"
"Jangan deket - deket gw, bawa sial lu! tau lu bawa sial? Tau nggak??"
"Dasar anak iblis!"
"Susah sih anak iblis, sama kyk bapaknya"
"Mati aja lu cepet - cepet, biar nggak nyusahin hidup gw!"
"Lompat lu dari mobil, tiduran di jalanan biar kelindes truk!"
"Turun lu dari mobil gw, lompat dari jembatan! Biar gw bebas dari lu!"
"Lu tuh jelek! Tau nggak, lu tuh jelek!"
"Ini mobil dibeliin sama anak gw, tau nggak? Lu tuh cuma numpang!"
"Heh!! Anjing!! Sini lu"
"Emang dia idiot"
"Semuanya gara - gara lu, tau nggak??!!"
"Kalo bukan karena anak gw, mana bisa lu keluar negeri?! Anak gw doang yang bisa ajak jalan - jalan"
"Susah sih, orang miskin kayak lo, beli bensin aja nggak bisa"
"Lu tuh anak sial! Pembawa sial! Dan elu deket - deket gw mulu"
"Kalo sampe bapak lo liat tuh darah, gw perkarain! Pisah, pisah deh ama bapak lo"
"Lu kira anak gw mau traktir lu makan? Dia mah cuma nggak enak aja ama lu."
"Sadar diri dong, lu tuh miskin, gak punya apa - apa."
"Jahat banget kamu nak, sama papa. Nggak bisa lihat papa kamu seneng."
"Kamu iblis. Tau? Kamu tuh iblis."
"Ih jangan deket - deket gw, jijik gw"
"Awas aja kalo ketahuan ada yg nyolong, papa bunuh dia! Siapa pun itu! Papa patahin lehernya!"
"Kamu mau ke oma? Sono silahkan. Emang oma kamu mau nanggung kamu selamanya? Bayarin sekolah kamu, kasih makan, tempat tinggal, Kan nggak. Jadi gembel kamu di jalanan"
"Kamu kalo bukan karena papa, siapa yang mau nampung kamu?"
"Kamu nggak usah lanjutin sekolah ya, jaga toko aja, cari duit."
"Itu anak yang nggak mau sekolah, mau nyari duit aja"
"Ngapain kamu temenan sama mereka? Emang kalo kamu susah, mereka bakal tolong?"
"Gak usah lu nangis - nangis depan anak gw ye"
"Anak kecil tahu apa sih?"
"Lu kalo susah, jangan ajak - ajak"
"Lu kalo mau mati, mati aja sendiri, jangan ajak - ajak gw"
"Itu pajangan kakak gw yg beliin buat gw, bukan buat orang miskin kayak lu, ngerti gak?"
"Badan doang lu yg gede, angkat mobil nggak bisa!"
"Heh, Babi! Sini lu"
"Bisanya nyusahin aja!"
"Percuma papa pelihara kamu dari kecil, nggak berguna! Tau gini, papa buang kamu ke jalanan!"
Itulah kata - kata yang sering dilontarkan oleh mama tiriku dan papaku.
Kadang, aku pikir, lebih baik aku mati. Jika aku mati, apakah mereka akan menyesal? Apakah mereka akan berubah? Apakah mereka akan menangis? Ku rasa tidak.
Aku membuang sekolah, teman, waktu dan masa mudaku untuk mereka. Tapi mereka tidak pernah menghargaiku. Malah, yg aku dapatkan sumpah serapah, makian, pukulan, kebencian yg mereka berikan padaku.
Dulu, aku sering bilang kepada diriku sendiri. Aku nggak apa - apa, diluar sana, masih banyak anak yg mengalami hal yg lebih kejam.
Aku juga sering curiga saat ada orang yg baik kepadaku. Aku takut, mereka ada maksud dibaliknya. Aku juga kurang suka saat harus bertemu dengan orang baru. Aku takut jika aku melakukan kesalahan dan aku langsung dibenci. Aku takut dianggap aneh dan menjadi bahan olokan. Aku sangat membenci diriku sendiri. Di dalam otakku, selalu penuh rasa curiga, takut dan keraguan. Maka dari itu, kadang lebih gampang aku 'membenci' duluan ke orang baru.
Tapi, setelah orangtuaku pisah dan papaku telah tiada, aku sadar, sekarang di dunia ini, hanya ada aku dan kakak aku. Aku harus berubah menjadi orang yg lebih ramah, lebih bersosialisasi. Walau susah, tetapi aku harus mencobanya. Aku harus berusaha untuk menjadi orang normal seperti orang pada umumnya. Luka di hati? Biarlah... aku juga sudah capek menunggu permintaan maaf dari orang - orang yg melukaiku. Lagi pula, apa itu bisa menyembuhkanku? Tentu saja tidak.
Dari kecil sampai SMA aku selalu di bully. Cerita ini sudah aku angkat di event menulis surat dari halo penulis-nulisquotes. Yang isinya tentang ketangguhan aku dan aku bisa bertahan sampai sekarang.
Pas aku masih kecil ayah ketauan selingkuh sama perempuan lain sehingga ibu ingin pergi dari rumah. Ibu bertengkar sama ayah di malam hari hingga aku terbangun dan aku dibawa ibuku untuk pergi dari rumah.
Di SMP dan SMA Aku dikhianati sama teman dekat ku sendiri.
Cerita ini sudah aku angkat dalam buku luka di hati event gelis vol 30 di teori kata publishing.
Bahkan ketika aku akhirnya punya pacar, aku kembali dikhianati. Dia menuduhku selingkuh padahal dia yang selingkuh.
Bahkan setelah putus dia memfitnahku dengan perkataan dan gosip yang kejam. Selama pacaran denganku ternyata dia disetir sama circlenya. Mungkin bisa dibilang aku dijadiin bahan taruhan dan hanya dipermainkan.
Setiap kali aku menyukai seseorang, perasaanku tak pernah berbalas.
Apakah aku benar-benar tidak pantas untuk dicintai?
Bahkan ibuku sendiri sering membandingkan aku
"kamu kapan bisa kayak dia?"
"Jadi orang lelet banget sih kamu"
"Muka tuh benerin muka udah kaya dakocan"
"Ibu malu loh temen ibu sampe bilang muka kamu tuh kaya ga diurus"
Aku hanya bisa diam dan menangis dalam hati. Percuma jika aku bicara ibuku tidak mau mendengarnya.
Ayahku lebih peduli pada urusan luar rumah dan sering pulang larut malam, sementara ibuku hanya tahu untuk membandingkan aku dengan anak tetangga yang sudah bekerja dan selalu memuji sepupuku yang wajahnya cantik.
#BicaraUntukAlie
#bicarauntukalie
#suarakanluka
Saksikan di bioskop tanggal 17 April 2025
Btw buku novel aku juga akan segera terbit.
Hai aku, maaf cuma suka kamu waktu aku bahagia aja. Maaf sering ejek kamu waktu lihat cermin. Maaf ga pernah berjuang. Maaf karena diam di tempat yang sama selama 8 tahun. Maaf jarang muji. Maaf sering buat nangis, nyalahin kamu, nyalahin orang tua, nyalahin sekitar, nyalahin takdir, bahkan nyalahin Tuhan. I'm sorry. Maafin aku ya, ayo berjuang sama aku, kita pergi ke banyak tempat menyenangkan, jalanin hidup yang menyenangkan pula. Jangan banyak sedih yaa, i love us :)
Aku anak ke3 dari 4 bersaudara. Aku dibully karna fisik, tubuhku yang lebih pendek dari teman² yg seumuran denganmu, juga cadel dalam mengatakan "S", aku mulai dibully dikelas 1SD oleh kakelku.
Aku anak cerdas yg berprestasi, tapi itu hanya berlaku saat kecil hingga menginjak kls 6Sd semster 1.
Aku anak yang selalu dibanding¹kan dengan 2 kakakku, dan selalu mengalah untuk adikku, adikku memiliki penyakit jantung sejak lahir. Keluargaku juga bukan keluarga kaya. Saat itu aku meminta dibelikan baju untuk mengikuti lomba pidato, mewakili sekolahku, tapi kata bapak, "bapak gak punya uang, udah kalo harus pake baju bagus, gausah lanjut ikut lomba lagi". Dan yaa aku cuma bisa menurut, namun sehari setelah itu adikku meminta dibelikan sesuatu, padahal harganya lebih mahal dari budgetku beli baju. Tapi bapaku langsung menuruti kemauannya. Aku bisa apa? Cuma menangis di dalam kamar.
Ketika disekolah aku dibully "Cebong", "Tumbuhtu ke atas bukan kesamping", "makan lontong sana, biar tinggi" berbagai cacian dari kakel, dan aku hanya bisa diam dan menangis. Menurutku itu semua masih belum terlalu buruk sampai, teman sekelasku
juga ikut membully. Guruku? Mereka hanya sekedar menegur sesekali, tapi tidak menindak lanjuti, singkatnya aku tetap bersekolah, mengikuti berbagai lomba, seperti lompa MIPA, O2SN pada saat itu, pidato, hingga dikelas 5, ada lomba memgenai pramuka, aku ikut serta untuk lomba ccm kepramukaan, guru¹ku percaya dengan kemampuan otakku, dan akupun yakin dengan itu. Dan saat 1minggu sebelum perlombaan temanku yg ikut LKBB jatuh sakit, karna tidak ada orang lain lagi, aku dipaksa ikut oleh guruku, dan kakak pembina pramuka sangat¹ menolak kehadiranku, saat berlatih aku dimaki terus¹an. Namun, lagi-lagi aku hanya bisa diam, lalu menangis setelahnya. Karna aku baru, menggantikan temanku jadi aku latihan lebih lama dari teman²ku, aku pulang jam 20.30. Itu termasuk larut di keluargaku. Sesampainya di rumah ortuku langsung marah. Karna seharusnya aku pulang jam 5 sore, dan membersihkan rumah. INTINYA AKU TAK MENDAPAT KEBAHAGIAAN DI RUMAH! aku gk bisa lanjutin cerita yg dirumah🙏.
Singkat saja, ketika hari H lomba, setelah aku ikut lomba CCM, aku menunggu waktu tampil LKBB, namun guru yg mendampingi lomba tari semaphore memanggilku, ternyata salah satu temanku, pun, tak bisa hadir. Alhasil guruku meyakinkanku bahwa dengan kemampuan otakku yg cepat menangkap sesuatu / menghafal, aku bisa menggantikan temanku. Yap sekitar 3kali kuputar vidio latihan mereka, aku siap untuk menggantikan temanku, dan bodohnya aku lupa bahwa sekitar 1jam lagi tim LKBB juga akan tampil. Kalian tahukan apa yg terjadi? Aku telat LKBB, dan karna personil yg tidak lengkap sekolahku dapat pengurngan poin, tentu guruku merasa kecewa. Bahkan dirikupun merasa kecewa. Setelah itu keesokan harinya. Kakelku (kls 6) memakiku atas perbuatanku kemarin dihari lomba, "sok jago", "caper", "haus validasi" entahlah semua kata¹ burik terlontar dari mulut mereka. Puncaknya ketika pulang sekolah, aku buru² mau pulang karna aku menahan "BAB". kenapa gk pup di toilet sekolah aja? aku tak boleh memakai toilet sekolah dengan kakak kelasku. Jadi aku berniat untuk pulang cepat, namun aku ditahan oleh kakelku di koridor kls 3. Aku dimaki, aku dibully, didorong, kerudungku dijambak, dan banyak lagi yg mereka lakukan padaku. Aku sudah bilang aku ingin pulang, aku menahan "itu" tapi, mereka tak mengindahkan perkataanku, hingga aku tak tahan lagi dan berakhir pup dicelana😔, malu, malu sekali, setelah itu mereka meninggalkanku dengan tatapan jijik. Aku tak mau pulang dengan keadaan seperti itu. Hingga guruku menelpon ortuku, ortuku tak kunjung datang hingga pukul 2siang ortuku datang, memarahiku tentunya, semua makian ia lontarkan. Akupun merasa makian itu cocok untukku, kls 5sd pup dicelana? Hahaha, jorok sekali bukan, tapi itu nytannya. Ya keesokan harinya aku datang dengan wajah yang sangat2 menahan malu. Tntu saja berita itu sudah tersebar hingga, adik kelaskupun berani untuk ikut membullyku. Hingga aku, tak bisa lagi menahan semuanya. Aku jatuh sakit, kata dokter ada gangguan otak, untungnya belum parah. Namun, tetap saja aku kehilangan otak cerdasku, hingga saat ini aku sangat ini aku, sangat benci pada orang² yg membullyku. Sekarang aku jadi susah dalam menangkap sesuatu, daya ingatku menurun, namun, AKU TETAP MENGINGAT SIAPA SAJA ORANG YG MEMBULLYKU!
aku pernah di-bully hampir 4.5 thn. semua dimulai dari saat aku kelas 2 sd, pada saat itu teman"ku lagi ngumpul di depan kelas karena aku penasaran aku ingin ikut nimbrung disana namun ketika sampai di depan pintu ada seseorang yg memukul ku di area tulang ekor. aku kaget dan panik setelah itu aku tanya ke orang itu "kenapa mukul?" terus dijawab "gapapa sih" terus pas jam pulang dan sudah sampai kerumah aku cerita ke mama dan mama bilang "kenapa ga dilawan? nanti besok mama bilangin ke gurumu" ternyata betul mamah beneran samperin guruku dan bilang minta ketemu langsung sama ortu 'orang itu' ibunya bilang "wajar lah namanya juga anak anak masih kecil" dan ketika orang itu mendengar nama panggilan aku di rumah besoknya malah dia ejek "yahaha nama panggilan nya jelek" "ading adingg (bhs daerah)" tapi ga berhenti disitu dia malah lebih sering ngebully seperti narik kursi ketika aku ingin duduk dan lain sepertinya. kayaknya dia itu physical attack setiap ketawa suka mukul" kencang. aku selalu bertemu dengan nya 5 tahun berturut dikelas yg sama (sekelas terus) iyaa tauu dia memang pintar dari kelas 2 rangking 1 pararel , dan emang anak kesayangan guru jadi kalau ada masalah sama dia disuruh beresin secara kekeluargaan. ternyata yg dia bully bukan cuman aku ada beberapa temanku yg dia bully juga disuruh ngangkat papantulis sendirian lah disuruh gantiin dia piket lah. dan untungnya sekarang aku ga satu sekolah lagi bareng dia, semua hal tentang dia kebongkar pas kami berasa di kelas akhir (kelas 6) ada yg nyuri uang di kelas sebesar 100k kami satu kelas panik karena emang walkes pas itu sakit jadi kami bilang ke pendamping kelas kami tentang hal itu, kmi dapat ide dan kami laporkan ke guru bk ternyata orang itu udah sering ngambil uang temen dan ketauan udah 3× (pas kelas 1, 3, dan 6) jujur kami shock satu kelas dan besoknya dia diem lesu di kelas. dan dari kejadian itu aku jelasin keguruku kalau pas aku satu kerkom sama dia, dia nggak kerja apa apa, sok sibuk sendiri dan sampai akhirnya aku mutusin buat keluar dari kelompok nya dan masuk kelompok baru. aku pulang dari rumah nya kerumah ku (melewati 1 kelurahan) jalan kaki di tengah jalan ternyata dia ngikutin diem" katanya gini "sudah deh kamu tuh ngambekan gitu doang pulang" sambil narik aku *posisinya aku jalan kaki dan dia naik sepeda listrik. bayangin deh kalian gimana perasaan nya lagi kerkom tapi temen sekelompok tuh gak ngapa-ngapain dari jam 9 pagi sampai 3 sore mana yg bikin ide kerkom kalian sendiri. mending pindah kelompok kan? intinya pas ada kejadian yg dia ambil uang temen tuh kami sekelas nyeritain gimana perilaku dia kalau ga ada guru. jujur sakit hati sih dengan kelakuan nya tapi mau gimana lagi, kan sifat manusia susah ditebak siapa tau didepan baik di belakang bikin sakit hati. dan aku juga pernah disuruh m*ti sm dia, but its oke karena pas itu aku juga stress tapi belum gila aja.
jadi pada intinya STOP BULLYING DIMANAPUN BERADA membully itu tidak ada gunanya sebab kalian juga yg merasakan akibat nya. bercanda boleh tapi jangan berlebihan apalagi sampai bawa bawa fisik dan mental seseorang.
-200325
Dicaci dihina akan terus membekas selamanya jika dari kecil selalu mendapatkan hal itu bahkan untuk melihat wajah mereka semua sangat sakit boleh ku jujur? Bahwa aku benci mereka semua lillahita'ala aku membenci merrka jika dunia ga bisa membalaskan dendamku? Bisakah engkau membantuku tuhan?
Andai mama ga pergi pasti aku ga seperti inii :((((
Hai alie ternyata kita sama sama pernah menjadi korban bullying yaa;)
Aku izin menceritakan tentang semasa sekolah ku dulu ya...
Pada tahun 2019 tepatnya saat ku kelas 5 SD aku pernah menjadi korban bullying padah sebelum nya aku tidak pernah dapat bullying di sekolah ku sebelumnya. Aku sekolah di mana tempat ayah ku berkerja menjadi satpam awalnya aku pindah sekolah karna aku kepengen ngerasain upacara di pagi hari, hal kecil yang merubah semuanya menjadi berantakan.
Di hari pertama ku sekolah aku biasa saja sampai di 1 bulan lebih aku sekolah di sekolahan baru ku aku mulai mendapatkan bullying tindak kekerasan fisik mau pun non fisik, di mana aku di tendang di pukul di toyor kepala ku dan di caci maki di situ lah aku pertama kali mendapat bullying sampai aku punya trauma ketemu taman baru, kalian kira aku di bully cuma 3-8 orang? Tidak. Aku di bully 1 kelas dan guru ikut bully aku juga, dan guru ku pernah bilang ke aku "jangan ngadu yang macem-macem"
"Jangan di kasih stabilo ke seysa, makanya bawa perlengkapan sekolah" saat aku kehabisan stabilo ku dan mau minjem ke teman ku. dan di hari itu juga aku mengalami trauma saat teman ku tidak mengasihi aku pinjam aku menandai paki pulpen sembari nangis sesenggukan dan nunduk, dan guru liat aku lagi nangis dan dia samperin sembarang bilang "makanya ngadu jangan macem-macem" sembari toyor kepala ku dan guru ku juga bilang ke semua teman kelas " jangan ada yang ngadu apa apa" dan di bilang IQ ku rendah lah" ku semakin kencang lah nangis nya sampai buku ku basah semua dan teman" kelas tetep diem dan liatin aja dan guru ku juga mulai ngajar kembali dan aku mulai tenangan dan aku izin ke toilet padahal nggak aku turun ke bawah sambil nangiss lalu ke kantin buat ngambil konci rumah ku karna mama ku menjadi ibu kantin, saat aku sampai bawah mama ku nanya "kenapa?" Aku nggak jawab tapi aku langsung minta konci ke mama ku dan pulang,
Aku sempet cerita ke ayah mama ku juga dan 1 hari setelah kejadian itu aku di suruh sekolah lagi dan ku mau" aja sekolah, tiba di kelas guru dan teman kelas hanya diam selang beberapa menitan ku mengerjakan tugas di papan tulis 1 teman kelas keluar kelas dan setelah beberapa menit nama ku di panggil di suruh ke kantor dan aku turun ke kantor kalia tau apa yang terjadi? Ternyata teman kelas ku yg tadi turun ada di San dan ayah ku juga sama ada wakil kepsek, aku di situ di tanya" segala macem lah tetapi aku nggak terlalu banyak jawab di situ ayah ku kesel sama aku, dan teman kelas aku juga di tanya" tetapi dia bohong dia bilang "aku g pernah liat seysa di bully"
"Seysa nya aja yang bohong bu" dan berbagai macam untuk mengelak, udah selesai antar debat aku di suruh pulang sama wakil kepsek yudah aku pulang tanpa membawa tas karna MLS naik ke atas, saat aku di rumah aku malah yang di marahin sama ayah ku dia bilang begini "kena ga Jawa jujur? Kenapa diem aja? Kenapa ga coba lilang yang sebenarnya?" Dan masih banyak lagii
Salah ya aku ga bilang? Posisi nya aku trauma untuk pertama kalinya mengalami bullying dan kaget juga, dan saat itu aku udah nggak pernah masuk sekolah lagi sampai 3-4 bulanan aku sempat di bujuk buat sekolah lagi cuma saat itu aku nya belum mau dan aku menundukkan diri dari sekolah mengambil tas yg sudah lama g di ambil, saat ngambil tas aku minta tolong mama ku yang ngambil aku cuma tunggu di tangga lantai 4 dan guru ku liat aku, di situ aku udah mulai berdamai secara perlahan walaupun harus berhenti sekolah selama 3 tahun karna masih banyak ketakutan dan kegelisahan, dam baru tahun 2024 aku memulai lembaran baru untuk masa depan ku aku mulai sekolah pake untuk mengejar semua yang ketinggalan.
Sampai di titik sekarang aku sudah mulai menerima semua nya dengan lapang dada, walaupun aku masih suka ketemu guru ku setiap saat.
Aku banyak belajar dari kisah ku sendiri bahwa kita hanya bisa mengandalkan diri sendiri untuk bangkit.
Aku juga memperbaiki mental ku secara perlahan walaupun luka ini tidak akan perna sembuh dan tidak akan sembuh, aku belajar Nerima keadaan ku yang sekarang mau pun yang dulu
BUAT KALIAN PARA KORBAN BULLYING TETAP SEMANGAT MENJALANI HARI KALIAN JANGAN MENYERAH HANYA KARNA OMONGAN ORANG SAJA
KESUKSESAN MENANTI KALIAN DI DEPAN SANA JADI TETAP SEMANGATTTTTT
Judul
Cerita