Hay kenalin, aku adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara. Saat ini, aku jalani hidup merantau jauh dari keluarga.
2021 jadi awal kehilangan ibu yang sangat berarti bagi hidupku. Sejak Tk hingga SMP, aku dibayangin oleh pembullyan body shaming setiap hari. Cuman ibu dan ayah yang kuatin aku. Ibu pergi meninggalkan luka begitu dalam, aku gak sanggup kehilangan. Hingga saat tiba waktunya, aku harus kuliah di perantauan dengan cap dari orang "pergi merantau padahal tanah kubur ibunya masih basah" Aku rasa aku sakit hati kala itu, padahal ini semua mimpi ibu dan ayah ku. Yaps ayah ku yang kuatin aku, untuk semangat kuliah.
Masih ada kakak, ponakan, dan adik-adik yang nguatin aku. Banyak penyesalan yang aku dapetin ketika ibu gak ada. Aku kurang perhatian ke ibu dan kurang bilang sayang ke ibu.
Bertahun-tahun aku jalani dengan penuh kehampaan dan kesepian. Tapi di iringan dengan doa ayah dan saudara buat aku tetap bisa bertahan.
Hingga 2023, ketika aku mulai belajar ikhlasin ibu. kakak kandung ku, pergi juga untuk selamanya. Aku sepi, aku hampa dan aku menyalahkan diri ku sendiri. Mengapa? Mengapa aku tidak cepat datang untuk membantu dia kala itu? Kenapa aku harus dengarkan omongan orang lain? Kenapaaaaa..
Dua orang yang berarti bagiku, pergi. Orang yang mengenal diriku melebihi aku mengenali diriku sendiri.
Buuu, kak..
Anak dan adek mu ini masih berusaha bangkit lagi.