Saat memasuki usia 5 tahun, aku sudah mengaji di surau. Kuingat saat itu tahun 2001. Aku memiliki teman bernama Inayah. Gadis yang usianya 3 tahun di atasku, namun tak kunjung naik iqro'. Dia jarang ke surau karena kadang bantu mamaknya ke ladang. Kalau mengaji pakaiannya terlihat kumuh meskipun bau kapur barus. Suatu ketika dia membawa tas ngaji berupa kantong kresek dari "Ramayan*".
Aku menjadi saksi yang saat ini di namakan pembullyan. Oleh teman pria, kantong kresek putih yang dianggap Inayah sebagai tas, disapu pria badung tersebut. Aku ingat wajah Inayah biasa saja. Seakan sudah terbiasa dengan perilaku demikian. Tapi tidak denganku. Aku mencegah perilaku pria itu sambil menangis kasihan.
Mereka malah tertawa dan melanjutkan untuk menyapu. Inayah masih berusaha mengambil kantong kresek itu. Tapi mana berhasil. Tanpa menunggu lama, aku panggil ustadz untuk melaporkan tindakan pria itu. Pria itu pun dihukum dengan hafalan surat pendek.