Beri reaksi
Komentari
Lihat detail
Masuk
Tayang 128x
Firaun Complex

Kamu tahu bagaimana orang yang merasa berkuasa memamerkan kekuasanannya? Yakni dengan menerapkan rasa sakit pada yang mereka anggap inferior.
Aku mengerti, tapi juga sekaligus aku tidak mengerti. Aku cukup paham saat dua anak basket itu dorong little joni si anak culun sampai membentur locker atau cewek-cewek gaul itu sembunyikan tas nerdy marry si gadis pintar berkacamata. Mereka akan tertawa dan ber-highfive saat melihat korbannya meringis. Karena saat ber-highfive dan tertawa itulah yang mereka inginkan, sebenarnya, dan bisa jadi tidak ada hubungannya dengan korban. Mereka hanya membutuhkan validasi dari satu sama lain.
Hanya saja, yang aku tidak mengerti adalah tidak sempatkah terpikir oleh mereka kalau mereka juga punya potensi menjadi seperti korbannya?
Mungkin terdengar merujuk pada konsep karma, tapi bukan, maksudku bukan begitu, tapi pada kesadaran diri akan tanggung jawab. Jika mereka menerapkan rasa sakit kepada orang lain, maka harus siap juga menerima rasa sakit.
Paradoks, bukan? Mencari kepuasan dengan menerapkan aksi yang sejatinya mereka juga tidak menginginkannya. Percayalah, kepuasan semacam itu hanyalah haus yang tak akan mereda. Satisfaction won't unburden a tortured heart.
Maka aku sebut mereka mengidap firaun complex. Tapi kamu tahu yang lebih parah dari itu? Playing victim. Menetapkan diri sebagai korban, namun tidak pernah sedikit pun bercermin kalau dia sendiri pelakunya. Meringis dan mengaduh sambil menyakiti yang lain. Meratap dan menjerit sambil menyayat orang lain.
Orang bilang semua itu terjadi karena kurangnya empati. Tapi aku pikir, semua itu terjadi karena tidak ada kesadaran diri untuk mengemban tanggung jawab terhadap tindakannya.
Hmmm ..., sepertinya itu masih termasuk bagian dari firaun complex, ya? Mengingat Firaun saat tenggelam pun menjerit ke langit, "Aku juga percaya sama Tuhannya Musa dan Harun!"

Berikan reaksi pada cerita ini
Terima Kasih
Semangat
Sayang Kamu
Peluk
Menginspirasi
Laporkan
Kuatkan Dirimu
Jangan Menyerah
Hormat
Empati
Dukung
Bersamamu
Berbagi Pengalaman
Komentar (0)
Belum ada komentar