Saat SMP, aku mulai merasa dijauhkan. Teman-teman yang dulu dekat, tiba-tiba asing. Mereka perlahan menjauh tanpa alasan yang aku mengerti. Aku nggak tahu salahku apa. Yang aku tahu, setiap hari aku makin sendiri.
Aku belajar diam. Aku terbiasa sendiri, meskipun rasanya sakit.
Masuk SMA, aku pikir semuanya akan berubah. Nyatanya, pertemanan di sini jauh lebih rumit.
Wajah-wajah di sekitarku tersenyum ramah, tapi aku tahu. . . nggak semua jujur.
Ada yang baik di depan, tapi berbicara buruk di belakang.
Aku sering mendengar cerita tentang diriku sendiri—cerita yang bahkan nggak pernah aku lakukan.
Mereka membuatku merasa asing. Seperti aku nggak pantas ada di antara mereka.
Kadang, aku bertanya,
"Apa semua ini salahku?”
Atau. . .
"Memang begini caranya mereka membuatku merasa kecil?”
Aku nggak tahu.
Yang jelas, aku takut percaya lagi.
Tapi, meski dikelilingi wajah-wajah yang sulit ditebak, aku tetap di sini.
Bertahan, meski sendiri.