Sejak memasuki SMP, dunia terasa berbeda. Aku bukan lagi anak kecil yang bebas bermain tanpa beban, tetapi seseorang yang harus berjuang untuk menemukan tempat di antara orang-orang yang tampaknya selalu lebih baik, lebih hebat, lebih diterima. Dari awal, aku sudah dianggap remeh—suara yang tak pernah cukup lantang, keberadaan yang sering diabaikan.
Aku mencoba mengikuti arus, tetapi semakin aku berusaha, semakin aku merasa terasing. Seakan ada dinding tak kasat mata yang memisahkanku dari mereka. Bukan karena aku tidak ingin berteman, tapi setiap langkah mendekat justru membuatku semakin merasa tidak cocok. Aku berbeda, dan itu cukup untuk membuatku berada di pinggiran.
Hari-hariku akhirnya lebih banyak kuhabiskan dengan anak kelas 7. Mereka tidak menatapku dengan penilaian, tidak membebaniku dengan ekspektasi. Bersama mereka, aku bisa menjadi diriku sendiri—tanpa harus berjuang keras untuk diterima.
Namun, di balik semua itu, ada pertanyaan yang selalu menggantung di pikiranku: apakah aku akan selalu seperti ini? Apakah akan ada hari di mana aku bisa benar-benar merasa menjadi bagian dari sesuatu, tanpa merasa harus bersembunyi di balik dinding ketidakcocokan?
Aku tidak tahu. Yang kutahu, aku masih berusaha. Masih mencari tempatku. Masih berharap suatu hari nanti, aku bisa benar-benar menemukan "rumah" di antara orang-orang yang mau menerimaku apa adanya. Dan semoga, di SMA nanti, segalanya akan berubah—mungkin, akhirnya aku bisa menemukan lingkaran yang benar-benar memahami dan menerimaku, bukan hanya sebagai seseorang yang lewat, tetapi sebagai seseorang yang berarti.
mungkin itu saja yang bisa saya tuaikan
Kita selalu punya kesempatan untuk berubah, untuk menemukan tempat kita sendiri, untuk berdiri lebih kuat. Jangan biarkan kata-kata orang lain menentukan siapa dirimu. Bangkitlah, berjalanlah, dan percayalah—di suatu tempat, ada cahaya yang menunggu untuk menyambutmu. Jangan menyerah, karena kisahmu masih panjang dan kamu lebih berharga dari yang kamu kira.🤍🫂 pelukk jauh