Beri reaksi
Komentari
Lihat detail
Masuk
Tayang 1130x
Bukan yatim, tapi tak punya Bapak !

Namaku Adi, 24th. Apakah kalian menyangka 7 tahun ini saya hidup sebatangkara, hidup di jalan, tanpa rumah dan orang tua.

Sejak lahir, saya di besarkan oleh nenek Yati, itupun bukan nenek kandung, melainkan nenek angkat. Ya, nenek Yati tak punya anak,tak punya suami, dulu dia mengangkat ayah saya sebagai anaknya. Setelah ayah dan ibu menikah lahirlah saya Adi, tak lama mereka bercerai. Ayah saya pergi entah kemana, ibu saya menikah lagi. Dan saya hidup berdua dengan nenek Yati.

Saat saya kelas 3 SMA (17th) nenek Yati meninggal, waktu itu seminggu sebelum ujian akhir sekolah. Sakit hati saya, satu satunya yang saya miliki di dunia di ambil oleh Allah. Hidup seperti hilang arah, bahkan saya tak lulus SMA karena tak ikut ujian.

Semenjak saat itu saya hidup sendiri, di rumah bilik di atas tanah pengairan. Yang akhirnya terpaksa saya jual untuk melunasi hutang hutang. Saya hidup di jalanan, kelaparan, kedinginan.

Disinilah perundungan itu dimulai, saya mengambil sisa sisa makanan dari sampah warteg, tidur di pinggir jalan, tapi malah di fitnah kejam, anak anak muda itu mengajak saya bergabung di tongkrongan mereka, jika saya mau makan, ikuti cara mereka mencari uang. Saya menurutinya, karena saya lapar. Waktu itu, saya di tugaskan duduk di depan warteg menunggu komando jiga sudah boleh masuk. Mereka ber4 makan dengan lahap, tapi kemudian memancing keributan karena mencuri uang pemilik warteg, mereka lari, dan mengkambinghitamkan saya sebagai dalang dari pencurian itu.

saya di amuk warga, di pukuli dan di usir dari kampung. Saya dipandang anak muda tak bermoral, pencuri dan tak punya masa depan. Sulit sekali hidup sendiri bahkan untuk mencari sesuap nasi, saya seperti sampah yang tidak di terima dimana mana, ibu tak pernah mencari saya, Ayah pernah datang meninggalkan hutang lalu ia menghilang lagi.

Nenek Yati, saya rindu, satu satunya orang yang melindungi saya dari kecil. Saya bukan yatim piatu, tapi saya tak pernah merasakan kehadiran ayah ibu. Lalu siapa yang bisa membela saya. Saya di bulli, di usir, tapi ibu dan ayah tak pernah memikirkan saya.

1
Berikan reaksi pada cerita ini
Terima Kasih
Semangat
Sayang Kamu
Peluk
Menginspirasi
Laporkan
Kuatkan Dirimu
Jangan Menyerah
Hormat
Empati
Dukung
Bersamamu
Berbagi Pengalaman
Komentar (0)
Belum ada komentar