Aku ingin menjadi bayangan yang tak pernah dianggap. Aku hanya ingin sendiri di duniaku.
Aku adalah orang yang dibilang tidak peka, bisa dikatakan polos. Semasa SD bisa dibilang anak yang populer hingga diketahui seluruh sekolah, yang notabene sekolah swasta yang banyak murid hingga ratusan. Tapi, perlakuan itu juga menjadi khusus untuk para guru, aku sering maju mengerjakan soal, pun sering di salahkan karena bukan kesalahanku, dibentak hanya bertanya, pernah pula di 'jewer' kupingku yang saat itu baru sakit. Hingga akhirnya aku sakit, semua mulai menjauh. Hanya dalam waktu beberapa hari, mereka tak berteman denganku. Aku sendiri.
Masuk SMP aku menjadi pribadi yang tambah pendiam, bahkan aku sangat takut untuk bertanya kepada guru. Seakan mereka akan memarahiku ketika bertanya. Di SMP semua baik-baik saja, dalam artian aku hanya menganggap biasa ejekan-ejekan teman seperti julukan 'cungkring' karena aku emang kurus sekali. Pada kelas 3 SMP ada kejadian yang membuatku berdampak pada SMA.
Awal masuk SMA aku tak memiliki teman perempuan yang kukenal hanya laki-laki saja. Tapi semua berubah, dia yang seharusnya lebih baik padaku menjadi lebih jahat. Aku bermasalah dengan alumni laki-laki seangkatan SMP. Hal paling parah ketika duduk sebangku laki-laki perempuan, aku duduk paling pojok, tidak bisa keluar, baru bisa ketika dia keluar. Setiap omonganku tak pernah di gubris. Bahkan paling parah menyangkut kerja kelompok, seakan perkataanku tak pernah di dengar.
Bahkan aku menduga ada apa? Aku baru tahu ketika bertemu salah seorang teman SMP laki-laki, dia datang ke SMA ketika kelas sebelas. Dia menatapku dengan sinis dan aku berpikir itu tentang dia. Tapi, itu hanya pikiranku saja. Jika aku memang ada salah tanpa sengaja. Aku minta maaf.
Hingga akhirnya aku selesai masa SMA dan masuk ke kuliah. Aku masih mengalami trauma pertemanan bahkan laki-laki. Seiring waktu aku mulai terbuka, tidak terlalu membatasi diri. Aku berkata pada diriku 'aku bisa'.